MEDIA PEMBELAJARAN ONLINE
HARUKA EDU
FAKTA-FAKTA MENARIK
Di Indonesia, nama Haruka tampaknya lebih dikenal sebagai anggota girlband JKT48ketimbang sebuah startup pendidikan yang memiliki kemiripan nama: HarukaEdu. Startup yang memfokuskan diri pada pendidikan online ini, Kamis (6/11) minggu silam baru mengumumkan pendanaan yang didapatkannya dari CyberAgent Ventures.
HarukaEdu merupakan startup pendidikan yang menyediakan solusi lengkap dan terpadu untuk membantu perguruan tinggi dalam menawarkan program kuliah online yang berkualitas dengan investasi dan risiko minimum. HarukaEdu sendiri beroperasi di bawah naungan badan hukum PT Haruka Edukasi Utama (HarukaEdu)..
1. Didirikan oleh tiga orang dosen
Binus Business School
Otak di balik HarukaEdu adalah tiga orang pengajar dari perguruan tinggi terkemuka di Indonesia yang sangat passionate dalam bidang pendidikan, yaitu Novistiar Rustandi (dosen di Universitas Bina Nusantara dan Surya University), Tovan Krisdianto (dosen Binus Business School), dan Gerald Ariff (dosen Binus Business School). HarukaEdu sendiri dikelola oleh tujuh orang (termasuk tiga founder tadi).
2. CEO-nya juga direktur Jakarta Founder Institute
Dari ketiga orang tersebut, Novistiar Rustandi lah yang menjabat sebagai chief executive officer yang juga dikenal sebagai direktur Jakarta Founder Institute – sebuah program mentoring dan jaringan startup global yang sudah beroperasi di Indonesia sejak tahun 2011.
Novistiar mengungkap alasannya aktif di The Founder Institute karena sempat mengikuti programnya di Silicon Valley dan merasakan manfaat yang sangat besar. Sewaktu pulang ke Indonesia, ia melihat bahwa bisnis yang menggunakan internet memiliki potensi yang sangat besar. Sayangnya, saat itu ekosistem startup masih kurang, padahal banyak yang memiliki kemampuan untuk berkecimpung di sana. Tetapi, Novistiar mengamati bahwa para pelaku bisnis yang menggunakan media internet (yang kini lebih dikenal sebagai “startup”) belum mendapatkan bimbingan dan arahan dari sosok berkualitas sekaliber “Mentor Bisnis” yang khusus bergerak di ranah startup. Itulah alasan mengapa Novistiar aktif di Jakarta Founder Institute.
3. Alasan di balik penamaan “HarukaEdu”
Keunikan nama “HarukaEdu” menarik perhatian tersendiri
Mendengar kata “Haruka” terkesan bahwa startup pendidikan ini berasal dari Jepang, padahal bukan. Novistiar menguak bahwa pemilihan nama “Haruka” memang berangkat dari bahasa Jepang “Haruka” yang artinya “Jarak”. Sehingga jika digabungkan dengan “Edu” menjadi “HarukaEdu” yang bisa diartikan dengan “Pendidikan berjarak (jauh)” dan sesuai dengan konsep bisnisnya. Selain itu penentuan nama “Haruka” juga diambil dari nama belakang para founder-nya tadi yang tersebut pada poin satu yaitu Rustandi, Krisdianto, dan Ariff (Ruka). Namun, agar sesuai dengan bahasa Jepangnya yaitu “Haruka” maka ditambah “Ha” sehingga menjadi “Haruka”.
4. Terdapat 5 alasan di balik pendirian HarukaEdu
Novistiar mengungkap latar belakang mengapa ia dan founder lainnya mendirikan HarukaEdu, yaitu:
- Pertama: mereka bertiga memiliki passion besar dalam bidang pendidikan, khususnya perguruan tinggi.
- Kedua: ada begitu banyak masalah dalam pendidikan tinggi di Indonesia dan mereka relatif cukup mengerti solusinya.
- Ketiga: melalui pendidikan kita bisa mengubah banyak kehidupan orang untuk memiliki masa depan yang lebih baik.
- Keempat: selain memiliki dampak sosial yang besar, potensi bisnisnya juga menguntungkan.
- Kelima: pendidikan merupakan aspek sangat penting bagi Indonesia untuk menjadi salah satu negara yang memimpin di dunia.
5. Visi dan misi HarukaEdu
Konsep life-long, continuous learning ala HarukaEdu
HarukaEdu memiliki visi untuk menjadi salah satu penyedia pendidikan online terkemuka yang berkualitas, terjangkau, interaktif, dan dapat diakses oleh setiap orang selama mereka terhubung dengan Internet. Misi dari HarukaEdu adalah memberikan masa depan yang lebih baik kepada banyak orang dengan cara mempermudah mereka mendapatkan pendidikan seumur hidup yang berkelanjutan (life-long, continuous learning).
Salah satu strategi yang ditempuh untuk mewujudkan visi dan misi tersebut adalah pengembangan suatu ekosistem pendidikan online. Ekosistem inilah yang mempertemukan perguruan tinggi dan penyelenggara pelatihan profesional dengan perorangan dan korporasi yang tertarik untuk mengembangkan keahlian dan tingkat pendidikan formal mereka atau karyawan mereka.
6. Berkonsep end-to-end solution
HarukaEdu memiliki keunikan berupa konsep end-to-end solution. Mereka menyediakan mulai dari infrastruktur teknologi informasi yang diperlukan untuk menyelenggarakan kuliah online, mengembangkan kurikulum dan silabus online, membuat konten digital, mencari dan melatih tenaga pengajar, memasarkan program dan merekrut mahasiswa, sampai dengan menjalankan dan melakukan administrasi perkuliahan.
7. HarukaEdu tidak fokus kepada MOOC, tapi…
Sebagian orang mengira bahwa HarukaEdu fokus dengan konsep “Kursus Online Terbuka secara Massif” atau yang lebih dikenal dengan istilah MOOCs (Massive Open Online Courses) seperti yang sudah dipopulerkan di Amerika melalui Udacity, Coursera, dan edX.
Novistiar mengklarifikasi bahwa HarukaEdu tidak fokus di MOOCs, melainkan lebih keonline degree dan program training bersertifikasi. MOOCs di dalam HarukaEdu hanya untuk kelas-kelas tertentu dan tidak dikenai biaya sama sekali alias gratis. Apabila terlalu fokus di MOOCs, HarukaEdu akan susah menghasilkan pendapatan karena memang bersifat cuma-cuma.
Konsep online degree sendiri merupakan sebuah kuliah online dimana peserta yang mengikutinya akan mendapat gelar sarjana S1 atau S2. Jadi memang seperti kuliah di kampus, namun secara online.
8. Benchmark HarukaEdu adalah…
2U sebagai salah satu benchmark HarukaEdu
HarukaEdu mengakui bahwa kompetitor yang serupa dengan konsep bisnisnya di Indonesia belum ada. Namun, HarukaEdu terinspirasi dengan layanan pendidikan sejenis dari Amerika Serikat seperti 2U, EMBAnet, Deltek. Jadi, pada dasarnya konsep bisnis HarukaEdu membantu perguruan tinggi untuk juga membuka pendidikan online-nya.
9. Sudah bekerjasama dengan 3 perguruan tinggi
LSPR merupakan salah satu mitra HarukaEdu
Karena fokus membidik perguruan tinggi, hingga saat ini HarukaEdu sudah bekerja sama dengan tiga perguruan tinggi yaitu London School of Public Relations (LSPR – akreditasi A),Sekolah Tinggi Manajemen Labora (STM Labora – akreditasi B), dan Universitas Wiraswasta Indonesia (UWIN – akreditasi B).
10. Inisiator program “online technopreneurship”di Indonesia
HarukaEdu juga menginisasi program “online technopreneurship” dengan konten lokal di Indonesia secara gratis sejak Maret 2014 silam yang mengajarkan langkah-langkah dalam mendirikan startup teknologi.
Program kelas online ini pun berhasil menghadirkan berbagai pengajar yang cukup mumpuni di bidangnya masing-masing seperti Andy Zain (chairman Mobile Monday), Fung Fuk Lestario (dulu masih menjabat sebagai executive director GEPI), Izak Jenie (CEO Nexian), Natali Ardianto (co-founder dan CTO Tiket), Toto Sugiri (chairman Sigma Cipta Caraka dan founder Indonet), serta William Tanuwijaya (co-founder dan CEO Tokopedia).
11. Program e-learning pertamanya berstandar internasional
Setelah meluncurkan kelas online “technopreneurship”, HarukaEdu meluncurkan program e-learning berstandar internasional pertamanya September silam, yang merujuk kepadaOnline Learning Consortium, dengan menggandeng The London School of Public Relations, Jakarta, yang dinamakan Online Master of Arts in Communication Studies (Online Magister Ilmu Komunikasi).
sumber :
https://id.techinasia.com/fakta-menarik-seputar-harukaedu
youtube.com
oleh : E. Ria Kusumawati 9F/13
01-285-209-8
01-285-209-8





